04-12-2014, 08:00 PM
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar sepakat untuk bertarung dalam pemilu presiden Juli mendatang. Pertemuan bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang juga bakal calon presiden dari partai beringin itu tidak menghasilkan kesepakatan koalisi dalam pilpres.
"Nantinya ke depan, setelah pilpres, kami akan bertemu lagi untuk bekerja sama di parlemen. Kami sudah secara terbuka berbicara mengenai itu," kata Jokowi kepada wartawan seusai pertemuan di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Sebelum bertemu Aburizal, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Seusai pertemuan, Surya menyampaikan dukungan partainya atas pencalonan Jokowi sebagai bakal calon presiden (baca: Resmi, Nasdem Dukung Pencapresan Jokowi).
Dalam pernyataannya yang disampaikan sekitar satu menit tersebut, Jokowi mengatakan, Partai Golkar dan PDI-P sepakat untuk saling mengusung calon presiden masing-masing. PDI-P mengusung Jokowi, sementara Partai Golkar mengusung Aburizal.
Dalam kesempatan yang sama, Aburizal menyampaikan, kedua partai sepakat untuk bekerja sama di parlemen dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik.
Menurut Aburizal, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga, tidak ada partai politik yang memperoleh suara hingga 20 persen, sebagai salah satu syarat pengajuan calon presiden. Konsekuensinya, partai pengusung calon presiden harus berkoalisi dengan partai-partai lain.
Siapa pun presiden yang terpilih, kata dia, Golkar akan mendukung kebijakan strategis dalam pembangunan Indonesia.
"Siapa pun presidennya, kita tetap bersahabat. Itu yang kami kembangkan di dalam pembahasan tadi antara PDI-P dan Golkar," kata Ical.
Pertemuan PDI-P dan Golkar berlangsung sekitar 60 menit. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua Bappilu Golkar Cicip Sutardjo, dan sejumlah politisi Partai Golkar lainnya.
Apa yang akan terjadi pada tanggal 9 Juli 2014 nanti ? Kita lihat saja nanti !
Sumber : Kompas
"Nantinya ke depan, setelah pilpres, kami akan bertemu lagi untuk bekerja sama di parlemen. Kami sudah secara terbuka berbicara mengenai itu," kata Jokowi kepada wartawan seusai pertemuan di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Sebelum bertemu Aburizal, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Seusai pertemuan, Surya menyampaikan dukungan partainya atas pencalonan Jokowi sebagai bakal calon presiden (baca: Resmi, Nasdem Dukung Pencapresan Jokowi).
Dalam pernyataannya yang disampaikan sekitar satu menit tersebut, Jokowi mengatakan, Partai Golkar dan PDI-P sepakat untuk saling mengusung calon presiden masing-masing. PDI-P mengusung Jokowi, sementara Partai Golkar mengusung Aburizal.
Dalam kesempatan yang sama, Aburizal menyampaikan, kedua partai sepakat untuk bekerja sama di parlemen dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik.
Menurut Aburizal, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga, tidak ada partai politik yang memperoleh suara hingga 20 persen, sebagai salah satu syarat pengajuan calon presiden. Konsekuensinya, partai pengusung calon presiden harus berkoalisi dengan partai-partai lain.
Siapa pun presiden yang terpilih, kata dia, Golkar akan mendukung kebijakan strategis dalam pembangunan Indonesia.
"Siapa pun presidennya, kita tetap bersahabat. Itu yang kami kembangkan di dalam pembahasan tadi antara PDI-P dan Golkar," kata Ical.
Pertemuan PDI-P dan Golkar berlangsung sekitar 60 menit. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo, Ketua Bappilu Golkar Cicip Sutardjo, dan sejumlah politisi Partai Golkar lainnya.
Apa yang akan terjadi pada tanggal 9 Juli 2014 nanti ? Kita lihat saja nanti !

Sumber : Kompas
denreylim, proud to be a member of ForNesia Family since Apr 2014.